Minggu, 23 Maret 2014

Selamat Ulang Tahun Suamiku :-)

Bahagia rasanya bisa menjadi teman hidupmu..
Menjadi teman untuk merangkai dan mewujudkan semua mimpi-mimpimu, mimpi-mimpi kita..
Menjadi sepasang kekasih yang saling melengkapi dalam perjalanan hidup yang penuh arti..
Insya Allah do'aku selalu ada untukmu, semoga selalu sehat, dimudahkan rizki,  selalu dalam lindungan Allah, dan menjadi imam terbaik untukku, untuk anak-anak kita kelak..
Kata orang bijak:
 "Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan kita dengan sempurna"
Semoga kita bisa terus belajar melakukan itu, I love you :-)

Minggu, 16 Februari 2014

Makna lain dari kematian


Ketika tahun baru tiba, hal yang pertama kita bayangkan adalah bertambahnya usia atau jatah kita untuk hidup. Tetapi kalau kita cerna lebih dalam, maka kita akan sampai pada kondisi memahami bahwa sebenarnya usia kita berkurang. Itulah makna hakiki dari pada bertambahnya tahun. Kesadaran akan hal ini sebenarnya sedang menggiring kita menjadi diri yang pintar, benarkah?


Ketika sadar bahwa usia kita berkurang, secara otomatis hal ini akan menimbulkan kesadaran dalam diri kita bahwa kita semakin dekat pada pintu akhir kehidupan di dunia, ya benar, itu adalah kematian. Rasulullah pernah bersabda bahwa orang yang paling cerdas ialah orang yang mengingat kematian, tentunya hal ini akan mendorong seseorang untuk meningkat kualitas dan posisinya di hadapan Tuhan, karena ia tahu, semua yang ia lakukan di dunia, itu semua akan sia-sia kalau tidak dilandaskan pada sebuah keyakinan sifat yang mendasar dan berpijak pada tauhid.

Memang kematian itu tidak pasti, tetapi yang pasti kematian itu akan datang. Para ulama mengatakan, silahkan engkau mencintai saudaramu, keluargamu, istrimu, anak2mu, hartamu, dan segala yang kau merasa miliki di dunia, tapi ingat pada suatu saat itu semua akan meninggalkan kamu atau kamu yang akan meninggalkan itu semua.

Kematian mengandung tiga misteri; misteri waktu; misteri tempat; misteri sebab.
Pertama adalah Misteri waktu artinya tidak ada yang mengetahua kapan kematian itu akan datang, tidak peduli anak muda atau orang tua, bisa terjadi pada bayi ataupun seorang tua renta, seorang yang telah divonis mati dalam jarak waktu tertentu menurut ilmu katerbatasan manusia, hal itu masih bersifat kemungkinan, belum menjadi sebuah kepastian. Kita tidak tahu seberapa lamakah kita menghirup nafas karunia ilahi ini, masa depan adalah hal yang ghaib – kita belum tahu – satu detik yang akan datang, menit yang akan datang, hari yang akan datang, dan sebagainya tidak ada yang tahu, sangat elok kiranya kita senantiasa memenuhi diri pribadi dengan menmapatkan diri pada kondisi dan saat yang sidukai Allah SWT., sehingg pada saatnya – kematian – tiba kita sudah well prepared.

Misteri yang kedua adalah misteri tempat. Tidak ada yang mengetahui dimana ia akan meninggal, seorang sahabat yang sangat menginginkan meninggal di medan pertempuran dengan izin Allah SWT. ia meninggal di atas kasur, tempat tidurnya. Seorang yang bermimpi kematiannnya akan datang di negaranya, lalu ia pergi dengan segera untuk menghindarinya, di lain pihak ternyata ketika ia akan berangkat ke bandara maka pada saat yang sama kematian itu datang. Seorang yang sakit keras,kritis dan dirawat di rumah sakit, ternyata meminta pulang ke rumahnya, dengan izin Allah SWT.ia dipanggil pas sedang berada di mobil, di perjalanan menuju rumahnya, itulah misteri tempat.


Yang terakhir adalah misteri sebab. Kita tidak tahu apakah yang menyebabkan kematian kita, kita banyak menemukan dan menjumpai orang meninggal karena sakit, tetapi juga kita tidak bisa menapikan ada orang yang meninggal tanpa ada sakit, kecelakaan, atau hal lainnya. Sebab kematian kita hanya Allah SWT.yang mengetahuinya, kita sellu mengharap penyebab kematian kita tidak lari dari pada ridhoNya. 

Akhirnya sejauhmana mata memandang, sedalam apa pikiran kita menerawang, seluas apa tangan kita memegang, sekeras apa suara yang kita dengar, kematian itu akan datang dengan tidak mengenal tempat, waktu dan sebab. Semoga Allah SWT.memanggil kita pada saat yang terbaik.

Jadi kematian = dorongan kesadaran tuk hijrah………

Jumat, 14 Februari 2014

Selamat Ulang Tahun Istriku :-)

Baleendah, 140214 23.45

Untuk istriku,

Kalau ada kata yang lebih dari bahagia maka kata itulah yang aku pilih untuk menuliskan kebahagiaan ini. 22 tahun yang lalu ada yang datang menyapa bumi dengan lembut, seorang perempuan yang kemudian ditakdirkanNya menjadi istriku.

Istriku,sekarang genap usia 22 tahun, semoga bisa terus menjadi yang terbaik, menjadi wanita kesayangan Allah. Semoga cita – cita yang selama ini ditargetkan bisa didapatkan. Man Jadda Wajadda. Aku sangat yakin kamu pasti bisa mempersembahkan yang terbaik, untuk keluarga dan semua orang yang senantiasa memberikan do’a yang terbaiknya.


Di hari bahagia ini ku ingin ucapkan kata sederhana. Semoga kamu selalu dalam lindunganNya, diberikan kesehatan, murah rezeki, dan kemudahan hidup.

Insya Allah mencintaimu tak bertepi, seperti tulus cintamu untukku, cinta mentari yang memberi cahaya pada bumi. Semoga Tuhan mengizinkan untuk kekalnya cinta kita. Terasa selalu indah hidup ini dalam dekapan Ilahi bersamamu. Terus ingatkan aku untuk menjadi imam terbaik. Makasih ya sayang

Selamat mendapatkan keinginan terbaik, istriku.

Selamat Ulang Tahun Istriku

Baleendah, 140214 23.45

Untuk istriku,

Kalau ada kata yang lebih dari bahagia maka kata itulah yang aku pilih untuk menuliskan kebahagiaan ini. 22 tahun yang lalu ada yang datang menyapa bumi dengan lembut, seorang perempuan yang kemudian ditakdirkanNya menjadi istriku.

Istriku,sekarang genap usia 22 tahun, semoga bisa terus menjadi yang terbaik, menjadi wanita kesayangan Allah. Semoga cita – cita yang selama ini ditargetkan bisa didapatkan. Man Jadda Wajadda. Aku sangat yakin kamu pasti bisa mempersembahkan yang terbaik, untuk keluarga dan semua orang yang senantiasa memberikan do’a yang terbaiknya.


Di hari bahagia ini ku ingin ucapkan kata sederhana. Semoga kamu selalu dalam lindunganNya, diberikan kesehatan, murah rezeki, dan kemudahan hidup.

Insya Allah mencintaimu tak bertepi, seperti tulus cintamu untukku, cinta mentari yang memberi cahaya pada bumi. Semoga Tuhan mengizinkan untuk kekalnya cinta kita. Terasa selalu indah hidup ini dalam dekapan Ilahi bersamamu. Terus ingatkan aku untuk menjadi imam terbaik. Makasih ya sayang


Selamat mendapatkan keinginan terbaik, istriku.

Rabu, 12 Februari 2014

Assalamualaikum Beijing


Hampir setiap hari saya *kepo sama twitternya @asmanadiaAlhamdulillah banyak informasi-informasi yang saya dapat tentang kegiatan-kegiatannya, buku-bukunya, termasuk buku yang saya akan ulas sedikit yang berjudul "Assalamualaikum Beijing". 

Awalnya belum terlalu tertarik dengan buku ini, tapi sering sekali saya membaca twit yang ditujukan kepada mba @asmanadia mengenai buku tersebut, respon pembaca selalu bagus dan terharu *katanya. Hmm..akhirnya saya penasaran juga. 

Kebetulan awal bulan Februari ini ada diskon di 30 % di salah satu toko buku, tanpa berpikir panjang saya langsung membeli 4 buku @asmanadia  yang belum saya punya, diantaranya novel Assalamualaikum beijing. Ketika membaca sinopsis di belakang novel, saya sudah membayangkan alur novel tersebut *tapi jujur masih ada kalimat yang belum saya pahami.


Novel tersebut bercerita tentang Ra dan Dewa yang telah lama menjalin kasih dan tidak lama lagi akan menikah. Akan tetapi, ketika hari bahagia itu telah di depan mata, Dewa melakukan suatu kesalahan besar yang tidak termaafkan. Akhirnya pernikahan pun dibatalkan. Selain itu, novel ini bercerita tentang pertemuan tak sengaja antara Asma dan Zhongwen di Beijing. Tak disangka, pertemuan tersebut yang akhirnya mengubah hidup Zhongwen 180 derajat. Zhongwen adalah seorang laki-laki tampan, santun dan  gagah. Ia menyukai Asma, begitupun Asma yang diam-diam mulai luluh oleh Zhongwen. Akan tetapi, impian-impian Asma akhirnya mulai berubah akibat musibah yang tidak disangka-sangka yang menimpa dirinya. 

Setelah  saya membaca halaman demi halaman, saya belum menemukan titik temu dari kedua kisah tersebut. yaitu kisah Ra yang mencampakkan Dewa, dan Asma yang berjuang melupakan Zhongwen yang diam-diam memujanya.  Saya hampir mengambil kesimpulan bahwa kedua kisah tersebut memang berbeda. Ternyata setelah hampir selesai membacanya, saya baru menemukan titik temu antara ke empat nama tersebut. Sebenarnya saya sudah menebak-nebak titik temu keempat nama itu, tapi ternyata tidak seperti yang saya bayangkan. Dan akhirnya saya baru memahami kalimat di sinopsis yaitu "dua nama, satu cinta".

Sebenarnya cerita di novel ini sering kita temui di berbagai novel, sinetron, atau film, apalagi kisah tentang Ra dan Dewa.  Tetapi,  @asmanadia menyajikan cerita yang biasa menjadi luar biasa dengan packaging yang berbeda. TOP BANGET deh buat mba @asmanadia . 
Buat yang penasaran mending baca bukunya langsung ya :-)
Mudah-mudahan buku lainnya bisa saya share lagi lain waktu :-)



Selasa, 11 Februari 2014

TINGKATAN SHADAQAH


Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kemanusian, bahkan aktivitas ini menjadi salah satu bentuk ibadah, ibadah mahzhoh. Dalam Hadits juga kita banyak menemui bahasa atau bahasan yang menunjukan nilai kemanusiaan ini mendapatkan porsi yang tinggi dalam islam.

Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Atau ada hadits yang sangat populer ditelinga kita:
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

“Dari Abu Umamah r.a., Rosululloh saw. bersabda, “Wahai Anak Adam, infakkanlah apa yang melebihi keperluanmu, itu lebih baik bagimu. Jika kamu menggenggamnya, maka hal itu adalah buruk bagimu. Menyimpan sekadar keperluan tidaklah tercela. Pada waktu member infaq, dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.’ (HR Muslim-Misykat)

Bahkan salah satu motivasi dalam mengajak kepada kebenaran dan mencegah kemungkaran adalah berbuat baik kepada sesama. Kita sendiri tidak akan langsung masuk syurga dengan semua rangkain ibadah yang kita lakukan, karena ada penghambat berupa hubungan yang tidak baik dengan sesama manusia.

Shadaqah adalah pemberian baik yang kita lakukan. Bentuknya bisa bermacam – macam mulai dari hal yang bersifat materi, sampai kepada yang bersifat immateri. Selama shadaqah yang kita lakukan tidak dicampuri dengan riya dan hinaan maka itu semua masuk kepada kategori kebaikan.

Surah Al Baqarah> Ayat 262
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Surah Al Baqarah> Ayat 264
Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riak kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai (memperolehi) sesuatu pun daripada apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Ada 4 tingkatan shadaqah, yaitu:
1. Kita memberikan sesuatu yang layak. Maksudnya kita memberikan sesuatu yang masih memilki nilai, bukan sesuatu yang baru. Kita sering mendengar PLP (Pakaian Layak Pakai), ini adalah salahsatu contoh shadaqah pada tingkatan yang paling rendah ini, kita memberikan sesuatu yang belum rusak dan masih layak digunakan.


Al Baqarah> Ayat 245 )
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

2. Kita memberikan sesuatu yang kita sukai, yang kita cintai. Maksudnya adalah ketika kita mencintai sesuatu, kemudian ada diatara saudara kita yang menginginkan hal tersebut, kita langsung memberikannya. Kita sangat menyukai Jaket yang kita gunakan, Baju yang kita pakai, atau barang apa pun, kemudian dengan ikhlas kita memberikannya, maka kita sudah melakukan shadaqah pada tingkatan kedua.

Al Baqarah> Ayat 93
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “.

3. Kita memberikan sesuatu yang kita perlukan. Tingkatan ini mendulukan orang lain, tapi bukan dalam hal berbuat baik. Ketika kita lapar, kita memiliki makanan, ternyata datang kepada kita orang lain yang juga sangat lapar, ketika kita memberikan makanan yang kita miliki, maka kita sudah masuk pada level 3 ini.

An Nisaa >Ayat 114
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

4. Tingkatan yang keempat ini adalah memberikan semua harta yang dimiliki untuk kebaikan dan memberikan bantuan buat orang lain. Hal ini pernah dilakukan oleh Abu Bakar Shidiq, ketika Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berbuat baik, maka tanpa ragu Abu Bakar menyerahkan semua yang dimilki.

At Taubah >ayat 111:
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.

Semua kebaikan yang kita lakukan tentunya memiliki aturan atau adab/cara yang kemudian harus dilaksanakan.

@saorisopyan 0501214

Senin, 27 Januari 2014

Penantian itu???

Penantian itu???
(By_Sopyan Saori 07.23 27 Juli 2008)
Percaya tidak percaya jodoh* di tangan Tuhan. Hal ini sebenarnya harus menjadi pemicu bagi siapa saja untuk komitmen di jalan-Nya, mengikuti semua ketentuan-Nya tanpa ragu. Tetapi ketika keinginan yang datang hanya menjadi lamunan semata, maka kita dihadapkan pada impian dan angan-angan. Seandainya saja… andaikan… atau jikalau… dan sebagainya.

Percaya enggak, bahwa setiap bisikan dalam hati ini akan mendorong pada apa yang diinginkan, dalam film the secret misalnya, keinginan kita, ketika itu diucapkan dan senantiasa menjadi komitment dalam keseharian, maka alam akan mendorong pada apa yang kita inginkan, apapun. Dalam bahasa seorang muslim, bukan alam yang akan mendorong, tapi barokahlah yang akan mendorong. Ketika kita melakukan kebaikan dan itu semua terakumulasi pada banyak orang, maka jangan heran dan aneh, ketika barokah itu datang melimpah pada diri kita, tanpa dikira, termasuk konsep min haitsu laa yahtasib adalah proses, tidak bisa diartikan ngadadak begitu saja, tapi ia tetap satu proses yang harus dijalani, hanya saja mungkin kita tidak sadar melalui proses tersebut.


Apa yang menjadi impian hari ini, maka yakin dengan sepenuh hati kita akan meraih apapun itu. Rumah mewah, istri yang sholehah, kehidupan yang bisa mensejahterakan orang lain. Mulailah dengan mengatakan itu, setiap saat dengan keyakinan yang menghujam dalam hati, didorong dengan banyak berbuat kebaikan pada orang lain, itulah yang nantinya akan membawa kita pada apa yang kita inginkan, barakah.

Melihat rumah impian, maka kita tatap dengan penuh harap dan keinginan bahwa pada suatu saat kita juga bisa memilikinya, memandang wajah calon istri walaupun belum jelas statusnya, kita saja tidak tahu apakah dia menyukai kita, yakin pada suatu saat kita bisa bersanding dengannya, karena kita tahu bahwa dia sholehah dan dia adalah yang terbaik bagi kita.

Yang pada akhirnya keyakinan ini akan terus menjadi katalisator kita untuk terus berjuang, berusaha tanpa lelah, berdo’a dengan sungguh-sungguh, yakin usaha sampai, pasti Allah yang mengusai segala apa yang ada di jagad raya ini akan memberikan kita yang terbaik.Allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hambanya yang sungguh-sungguh dan dengan tetap menjaga niat ikhlash hanya karena-Nya.


Jadi penantian itu bukanlah hanya sekedar penantian, tapi ianya akan menjadi kenyataan, you will, when you believe.

* jodoh tidak hanya berarti pasangan saja, tetapi termasuk semua yang menjadi impian dan keinginan kita sekalian
  



STOP GALAU !!!

Pernahkah kita berada pada posisi yang serba salah/gelisah/galau/resah?



Ukurannya adalah tingkat kenyamanan dalam melakukan berbagai macam aktivitas. Kita seolah berada pada kondisi yang sulit, semuanya serba mentok, tidak ada motivasi dan keinginan untuk berbuat sesuatu yang terbaik. Kondisi ini tentunya sangat kontras dengan seseorang yang senantiasa optimis dalam menghadapi setiap detik dan menit, setiap episode kehidupan yang menawarkan berbagai macam tantangan dan hambatan ini. 

Pribadi yang selalu optimis adalah salah satu ciri yang khas dan unik dari seorang muslim. Ketika berada di posisi yang serba pesimis, tidak ada keinginan untuk merubah sesuatu menjadi yang lebih baik, dan sebenarnya pada kondisi ini kita sedang berusaha menjauh dari identitas sebagai seorang muslim. Memang agak sulit untuk menjadikan hal ini sebagai parameter, tapi apabila kita renungkan, inilah sebenarnya jawaban dari pada pertanyaan posisi kita yang sebenarnya.


Orang lain boleh beranggapan bahwa kita termasuk orang yang senantiasa optimis dalam menghadapi hidup, tapi yang membuat semuanya benar adalah kondisi yang ada dalam jiwa kita sendiri, kita sendirilah yang merasakan semuanya, bukan orang lain. Ketenangan hati ini akan terpancar pada diri pribadi seorang muslim. Indikatornya biasanya terlihat dari setiap aktivitas yang dilakukan yang selalu berdasarkan kesungguhan, dan selalu mengejar kesempurnaan tanpa mempertimbangkan hasil dari pada aktivitas yang dilakukan. Ia akan senantiasa berfokus pada proses, must be the best process and enjoy it. Ketika kita berada pada posisi ini, biasanya segala jenis aktifitas yang dilakukan akan tersa sangat berharga, dan berkualitas juga memiliki nilai tinggi.




Pertanyaan di awal tulisan ini, jawaban sebenarnya adalah kita pasti pernah atau berada pada posisi terjepit. Banyak faktor yang menyebabkan semua ini terjadi, tapi yang paling penting dari semua itu adalah kesadaran bahwa konsep seorang muslim yang sejatilah yang meninggalkan kita, dalam bahasa yang lain kita dapat mengatakan di sini, bahwa kita akan berada pada posisi yang sulit ketika kita tidak meletakan diri pada posisi seorang muslim yang sejati. 

Lingkungan pun menjadi titik dan tolak ukur yang cukup berpengaruh dalam pembentukan karakter dan diri kita. Orang yang berada pada lingkungan yang baik, "lingkungan dengan kriteria muslim", maka ia akan senantiasa terjaga dan bisa menjaga diri untuk senantiasa optimis dalam menghadapi dan mengarungi semua sisi dari kehidupan ini. Sebaliknya yang akan terjadi pada lingkungan yang tidak baik, "lingkungan dengan kriteria non muslim", maka ia akan senantiasa terjebak oleh permainan yang tidak pernah usai, permainan yang membuatnya senang pada satu sisi, tetapi sebenarnya ia sedang menuju kepada diskualifikasi dari kehidupan yang tentram dan menyenangkan.





Evaluasi yang paling mendasar adalah sudah benarkah diri ini dalam memposisikan diri menjadi hambaNya yang benar? Kalau kita melihat lebih jauh pada diri ini maka seharusnya kita bisa menjawab dan merebut kembali jiwa optimis sebagai sifat khas dari pada seorang muslim.

Pada sisi lain mungkin kita termasuk orang yang menganggap sepele segala sesuatu yang berhubungan dengan faktor x. tapi percayalah bahwa sebenarnya kedekatan dengan faktor x inilah yang akan membawa kita pada kebahagiaan yang sebenarnya. Keistmewaan dan keutamaan orang yang dekat dengan faktor x ini adalah terbukanya jalan yang lebar dengan berbagai macam solusi yang jitu terhadap semua permasalahan yang dihadapi, seakan ia melewati "jalan tol kehidupan" yang bebas hambatan.

Jadi, kegelisahan = keadaan yang jauh dari Tuhan. Kita sering mendengar paham atheis ternyata sering bahkan selalu membawa pengikutnya pada kegelisahan hidup, kegelisahan yang datang karena ia telah mengilatkan Tuhan dari kehidupannya. Kita termasuk orang yang percaya dan yakin akan tuhan, karena itu seharusnya keyakinan ini senantiasa menjadi bekal yang berharga yang tidak pernah bisa digantikan dengan apapun. Dengannya kita akan menggapai kebahagiaan hidup ini( kebahagiaan yang hakiki) baik di dunia maupun kehidupan setelahnya.  

<@saorisopyan>

Kamis, 23 Januari 2014

Siapa Aku?

Assalamu'alaikum Warahmatullaah...
Hai...berdasarkan akte kelahiran, namaku Lisda Sa'adillah Mursyidah, tapi kata bapak bukan Sa'adillah, tapi Sa'dillah...hmm..whatever aku suka nama yang orang tuaku berikan.
Nama panggilanku banyak, kalau di rumah biasanya dipanggila dede..*padahal aku bukan bungsu lhoo..
aku anak kedua dari 4 bersaudara...heee

kalau temen-temen aku biasa manggil lisda, tapi kalo temen yang udah deket biasanya manggil Dha, Nda, dsb..


Aku lahir di sebuah kampung nan jauh di mata.. bernama kampung Sukaratu. itu dimana yaaa??heee
Kampung itu berada di Kabupaten Tasikmalaya-Jawa Barat. Aku lahir bulan Februari tahun 1992, jadi udah mau 22 tahun bentar lagi.. :-)

ini Aku..

Saat ini aku kuliah di salah satu universitas di Bandung yang bernama UPI (Universitas Pendidikan Indonesia) jurusan Pendidikan Fisika. Subhanallah, tak kuasa rasanya menyebutkan kalau aku kuliah jurusan itu, karena kemampuanku masih jauuuh sekali dalam bidang itu..hee

Aku kurang suka sebetulnya dengan Fisika, tapi gak tau kenapa aku milih jurusan itu... Tapi aku yakin ini adalah rencana terbaik yang Allah berikan buat aku.. dan Alhamdulillah sekarang aku cukup menikmati kuliah di jurusan ini...
pulang kuliah ceritanya...

Status?? 
Kalau ngisi biodata, biasanya suka ditanya status..status aku apa yaa??
Alhamdulillah skarang udah gak single lagi...heee
Pada tanggal 2 Februari 2013 aku resmi menjadi istri seorang laki-laki bernama Sopyan Saori.
Seorang laki-laki yang begitu baik, care, smart, dsb.. *takut ada yang Geer ;-)

ini pas lagi nikah..hee
Blog ini bukan hanya milik aku, tapi juga suamiku.. *maklum ya..udah sehati..heee
Jadi, yang entry ke blog bukan cuma aku, tapi juga sang suami... 
untuk membedakan postingan aku dan suami, bisa dilihat dari isinya yang serius atau tidah.
Kalau aku lebih suka ngobrol pake bahasa-bahasa gak resmi..hee *atau gaul dikit (maklum masih muda).


begitu ceritaku, bagaimana ceritamu??hee