Selasa, 11 Februari 2014

TINGKATAN SHADAQAH


Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi kemanusian, bahkan aktivitas ini menjadi salah satu bentuk ibadah, ibadah mahzhoh. Dalam Hadits juga kita banyak menemui bahasa atau bahasan yang menunjukan nilai kemanusiaan ini mendapatkan porsi yang tinggi dalam islam.

Tiap muslim wajib bersodaqoh. Para sahabat bertanya, “Bagaimana kalau dia tidak memiliki sesuatu?” Nabi Saw menjawab, “Bekerja dengan ketrampilan tangannya untuk kemanfaatan bagi dirinya lalu bersodaqoh.” Mereka bertanya lagi. Bagaimana kalau dia tidak mampu?” Nabi menjawab: “Menolong orang yang membutuhkan yang sedang teraniaya” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi menjawab: “Menyuruh berbuat ma’ruf.” Mereka bertanya: “Bagaimana kalau dia tidak melakukannya?” Nabi Saw menjawab, “Mencegah diri dari berbuat kejahatan itulah sodaqoh.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Atau ada hadits yang sangat populer ditelinga kita:
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga hal yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak (baik laki-laki maupun perempuan) yang mendoakannya. (HR. Muslim)

“Dari Abu Umamah r.a., Rosululloh saw. bersabda, “Wahai Anak Adam, infakkanlah apa yang melebihi keperluanmu, itu lebih baik bagimu. Jika kamu menggenggamnya, maka hal itu adalah buruk bagimu. Menyimpan sekadar keperluan tidaklah tercela. Pada waktu member infaq, dahulukanlah orang yang menjadi tanggung jawabmu.’ (HR Muslim-Misykat)

Bahkan salah satu motivasi dalam mengajak kepada kebenaran dan mencegah kemungkaran adalah berbuat baik kepada sesama. Kita sendiri tidak akan langsung masuk syurga dengan semua rangkain ibadah yang kita lakukan, karena ada penghambat berupa hubungan yang tidak baik dengan sesama manusia.

Shadaqah adalah pemberian baik yang kita lakukan. Bentuknya bisa bermacam – macam mulai dari hal yang bersifat materi, sampai kepada yang bersifat immateri. Selama shadaqah yang kita lakukan tidak dicampuri dengan riya dan hinaan maka itu semua masuk kepada kategori kebaikan.

Surah Al Baqarah> Ayat 262
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhuatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Surah Al Baqarah> Ayat 264
Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riak kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah ia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai (memperolehi) sesuatu pun daripada apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Ada 4 tingkatan shadaqah, yaitu:
1. Kita memberikan sesuatu yang layak. Maksudnya kita memberikan sesuatu yang masih memilki nilai, bukan sesuatu yang baru. Kita sering mendengar PLP (Pakaian Layak Pakai), ini adalah salahsatu contoh shadaqah pada tingkatan yang paling rendah ini, kita memberikan sesuatu yang belum rusak dan masih layak digunakan.


Al Baqarah> Ayat 245 )
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.

2. Kita memberikan sesuatu yang kita sukai, yang kita cintai. Maksudnya adalah ketika kita mencintai sesuatu, kemudian ada diatara saudara kita yang menginginkan hal tersebut, kita langsung memberikannya. Kita sangat menyukai Jaket yang kita gunakan, Baju yang kita pakai, atau barang apa pun, kemudian dengan ikhlas kita memberikannya, maka kita sudah melakukan shadaqah pada tingkatan kedua.

Al Baqarah> Ayat 93
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya “.

3. Kita memberikan sesuatu yang kita perlukan. Tingkatan ini mendulukan orang lain, tapi bukan dalam hal berbuat baik. Ketika kita lapar, kita memiliki makanan, ternyata datang kepada kita orang lain yang juga sangat lapar, ketika kita memberikan makanan yang kita miliki, maka kita sudah masuk pada level 3 ini.

An Nisaa >Ayat 114
Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

4. Tingkatan yang keempat ini adalah memberikan semua harta yang dimiliki untuk kebaikan dan memberikan bantuan buat orang lain. Hal ini pernah dilakukan oleh Abu Bakar Shidiq, ketika Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk berbuat baik, maka tanpa ragu Abu Bakar menyerahkan semua yang dimilki.

At Taubah >ayat 111:
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar.

Semua kebaikan yang kita lakukan tentunya memiliki aturan atau adab/cara yang kemudian harus dilaksanakan.

@saorisopyan 0501214

Tidak ada komentar:

Posting Komentar